Walikota Manado Didampingi Wawali Pimpin High Level Meeting TPID di Kantor BI Sulut
Dalam sambutannya Angouw memberikan steitmen yang bernada tegas bersifat kekhawatiran jika tidak diantisipasi dalam kaitan dengan inflasi.
“Faktor terbesar kemiskinan masyarakat adalah inflasi, apalagi jika inflasi tak terkendali. Inflasi adalah pembunuh berdarah dingin,” kata Wali Kota.
Wali Kota juga menyampaikan kondisi perdagangan di kota berjulukan tinutuan saat ini, termasuk ketersediaan barang serta pengoperasian pasar-pasar yang ada di Kota Manado.
Wali Kota kemudian memberikan tanggapan dan mengatakan akan fokus pada distorsi yang ada di PD Pasar.
“Jangan sampai ada retribusi ganda karena ada perusahaan dalam perusahaan,” singgung Wali Kota.
Bagi dia, retribusi ganda akan merugikan konsumen yakni masyarakat karena ekonomi biaya tinggi dan ini juga memicu inflasi.
Usai dialog acara kemudian dilanjutkan dengan pengukuhan TPID Kota Manado yang diawali laporan Kepala Perwakilan BI.
Pada kesempatan tersebut Ketua TPID diketuai oleh Wali Kota Manado, Wakil Ketua dari pihak BI perwakilan Sulut, Pelaksana harian Sekretaris Kota Manado Micler CS Lakat dan anggota lainnya.
Usai mengukuhkan TPID, Wali Kota Manado kemudian memotivasi kerja-kerja TPID termasuk mendorong kepada program-program digitalisasi.
Apalagi menurut Angouw, digitalisasi ini harus diseriusi agar kita tidak ketinggalan terutama bagaimana memacu kerja-kerja kita agar lebih cepat dan efisien.
Target-target Pajak dan retribusi ikut disampaikan oleh Walikota supaya dapat ditingkatkan dan warning kepada Bapenda Kota Manado.
“Ini akan mendorong peningkatan PAD di Kota Manado,” tegas Walikota.
Sebelumnya Kepala Perwakilan BI Sulut, Arbonas Hutabarat, dalam sambutannya menyampaikan perkembangan perekonomian di provinsi berjulukan bumi nyiur melambai termasuk inflasi di Kota Manado.
PDRB Kota Manado serta PDRB Sulut ikut disampaikan dan mengulas soal perdagangan termasuk perkembangan harga-harga komoditas strategis pertanian dan juga perikanan di kota tinutuan.
Pada intinya dijelaskan soal ketersedian pasokan terutama soal bawang rica dan tomat (Barito) kebutuhan hari-hari masyarakat, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga serta soal komunikasi yang efektif.
Selain yang disebutkan namanya, acara ini dihadiri oleh Dirum PD Pasar Lucky Senduk beserta jajarannya, perwakilan Otoritas Jasa Keuangan, Badan Pusat Statistik, Bank SulutGo, pejabat teknis Pemkot Manado dan perwakilan pedagang pasar.
(Red)