Minsel Sigap Hadapi Inflasi Awal Tahun 2023

FDW-PYR Gencarkan Operasi Pasar dan TPID

MATASULUT–Berdasarkan analisis Bank Indonesia (BI), di awal tahun ini, inflasi masih akan terjadi di Sulawesi Utara (Sulut). Disampaikan Kepala BI Sulut Andry Prasmuko, di Bulan Januari 2023 ini pihaknya memperkirakan Sulut masih akan mengalami inflasi, meski hanya rendah.

Prasmuko menjelaskan, curah hujan yang diperkirakan masih tinggi berisiko melanjutkan tren kenaikan harga komoditas hortikultura. “Selain itu, komoditas beras yang diperkirakan memasuki masa panen raya pada bulan Maret 2023 tentunya akan mendorong inflasi Sulut,” sebutnya dilansir iNewsSulut.com.

Terkait hal tersebut, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) yang mempunyai Kecamatan Modoinding yang dikenal dengan Dapur Indonesia Timur penghasil tanaman hortikultura terbaik, tentunya sudah memperhitungkan adanya inflasi di awal tahun 2023. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Minsel yang dipimpin duet Hebat Bupati Franky Donny Wongkar (FDW) dan Wabup Petra Yani Rembang (PYR) terus melakukan operasi pasar dan menggencarkan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).

“Berkaitan pengendalian inflasi, kami setiap hari senin ada pengarahan kemendagri masalah inflasi baik pusat dan daerah. Dari Minsel sendiri memang baru terjadi di beberapa komoditi seperti beras tapi hanya naik sedikit. Kemudian untuk barito, saat kami lakukan peninjauan di pasar hanya tomat yang naik karena faktor cuaca. Kemudian ada juga daging sapi tapi daging sapi biasanya temporer,” sebut Bupati FDW saat diwawancarai media ini, Rabu (4/1).

Didampingi Wabup PYR, bupati menyimpulkan inflasi di Minsel relatif kecil. “Namun terkait pengendaliannya, kami selalu berkoordinasi dengan semua elemen termasuk forkopimda. Kami juga memonitor di setiap kecamatan terhadap inflasi dari setiap komoditi yang ada. Memang barito dan beras menjadi target pemantauan pengendalian inflasi agar supaya barito tetap stabil dan terjangkau untuk dibeli masyarakat,” jelas FDW.

Berkaitan dengan masalah ketahanan pangan, Bupati FDW turut mengatakan dengan adanya keterbatasan pasokan pupuk subsidi, pihaknya sudah merencanakan program pupuk organik untuk terus digencarkan. “Sudah diarahkan dinas terkait untuk mengumpulkan kelompok untuk melakukan pemupukan organik untuk setidaknya sedikit membantu petani selain penggunaan pupuk subsidi,” tukasnya.(rgm)

FDW-PYRHortikulturaInflasiMinselTPID Minsel
Comments (0)
Add Comment